apemese wgdr xp-360 oblongtrails proairsport nrnplus aaasantas desireeholttellsall balitourguides durantcars genuinechris dailylatestnews blackagencyexecutives bigtone demebesa tecnoluxiluminacion adaptribunal
Artikel - Petani Milenial Kulonprogo: Saya Pilih Menggaji Diri Sendiri daripada Nunggu Digaji | - Download Aplikasi Pertanian Terlengkap

Artikel

Artikel - Petani Milenial Kulonprogo: Saya Pilih Menggaji Diri Sendiri daripada Nunggu Digaji

Petani Milenial Kulonprogo: Saya Pilih Menggaji Diri Sendiri daripada Nunggu Digaji

Bagi banyak anak muda, momen baru lulus kuliah adalah saat di mana ketangguhan dalam mencari pekerjaan diuji. Bersama puluhan ribu lulusan baru dari kampus lainnya di seluruh Indonesia, angkatan kerja akan berkompetisi dalam mendapatkan lowongan pekerjaan sebagai sumber mata pencaharian mereka. Namun, hal ini justru tidak menjadi fokus bagi Agus yang baru saja mendapatkan gelar sarjana dari sebuah universitas di Yogyakarta awal tahun lalu. Ia justru memutuskan untuk bertani mengelola lahan pertanian yang sekarang sedang rimbun dengan cabai keriting. Pilihannya untuk menseriusi profesi petani tentunya tidak tanpa kekhawatiran. Masih umum di lingkungannya yang beranggapan bahwa lulusan universitas dengan gelar sarjana paling tepat melanjutkan pekerjaan di kantor dengan gaji yang pasti. Resiko hasil panen tidak optimal bahkan gagal panen masih menghantui banyak anak muda sehingga ragu untuk menjajaki karir di sektor agrikultur. Menurut Agus, praktik pertanian yang baik dan kemampuan beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi dalam berkebun dapat meminimalisir resiko-resiko tersebut. Bahkan, pendapatan yang diterima dari penjualan komoditas hasil panen sangat menguntungkan apalagi ketika harga jual di pasar sedang bagus. “Kalau bertani, saya bisa menggaji diri sendiri dan orang lain, gak perlu nunggu digaji,” celetuk Agus. Selain itu, akses terhadap informasi seputar praktik pertanian yang baik kini sudah jauh lebih mudah untuk didapatkan. Selain dari internet, Agus juga rutin mengecek informasi yang tersedia melalui fitur-fitur di aplikasi SIPINDO seperti Hama, Penyakit, Tanaman (HPT). Ketika tanaman cabai keriting yang ia tanam menunjukkan gejala daun timbul bercak kuning dan menggulung, ia segera mengecek katalog HPT untuk tanaman cabai rawit dan menemukan rekomendasi penanganan yang tepat sehingga penyebaran virus dapat ditekan dan hasil panen tetap optimal. Agus menjadi salah satu contoh petani milenial yang menyadari peluang besar dalam berkarir di sektor pertanian baik dari sisi permintaan pasar maupun potensi keuntungan yang bisa didapatkan. Secara tidak langsung, ia juga telah membantu perekonomian buruh tani di lingkungan sekitarnya yang kerap ia pekerjakan dalam mengelola lahan miliknya. SIPINDO terus mendukung petani dari berbagai macam demografi usia untuk memantapkan praktik pertanian yang baik dan berkelanjutan untuk mengoptimalkan hasil panen demi mengangkat kesejahteraan petani. Kamu juga dapat bergabung dengan ribuan #petanimilenial dan #pahlawanpangan lainnya dengan menggunakan aplikasi SIPINDO Powered by SMARTseeds.

hongkonglotto